RESENSI BUKU
pengalaman batin" seseorang yang telah distrukturkan.
Jika kita rajin membaca buku, yang dimaksud buku di sini adalah buku yang berisi pergulatan
pemikiran si penulisnya--itu berarti kita rajin belajar dari pengalaman orang
lain, termasuk belajar dari pengalaman diri sendiri.
Langkah Meresensi Buku
• teknik
"menggunting dan merekatkan" (cutting and glueing)
• Teknik ini biasa dilakukan oleh
penulis pemula karena ia dapat berlatih menulis dengan bantuan “bahasa” orang
lain. Dilakukan dengan cara mencuplik dan mengumpulkan tulisan-tulisan yang
menarik sehingga penulis dapat memetakan kandungan buku yang diresensi.
• 2.
teknik "focusing" atau memusatkan perhatian
• dilakukan
dengan cara memusatkan perhatian pada satu hal yang ada di dalam buku yang
menarik perhatiannya. Misalnya, memusatkan perhatian pada sosok
pengarangnya, desain sampul buku, fokus
pada bagaimana buku itu diorganisasikan, dirancang bab-babnya, atau dibangun
oleh si penulis. Seorang peresensi yang menggunakan teknik "focusing"
akan sangat terbantu dalam meresensi buku jika dia memahami dengan baik anatomi
buku (komponen-komponen penting pembangun buku).
• 3.
Teknik “comparing” /membandingkan
• Karena membandingkan, maka peresensi buku tidak hanya membaca satu buku yang ingin
diresensi, tetapi juga buku lain, baik buku dengan tema sejenis yang ditulis
oleh penulis berbeda atau buku berbeda yang ditulis oleh penulis yang sama.
• Meresensi buku dengan teknik
membandingkan, yang perlu "diikat" oleh seorang peresensi jadi cukup
banyak dan terukur.
Menulis resensi buku
• Pengertian dan Tujuan Resensi
• Kata resensi berasal dari bahasa
Belanda, yaitu recensie.Dari bahasa Inggris menyebutnya review,
sedangkan dalam bahasa latin menyebutnya redevire, atau recensere
yang artinya ‘melihat kembali, menimbang, atau menilai. Dalam pemakaian bahasa
Indonesia, resensi merupakan timbangan sebuah buku, pembicaraan buku atau
sekarang ini sering dikenal dengan istilah bedah buku. Tindakan
meresensi buku dapat berarti memberikan penilaian, mengungkapkan kembali isi
buku, membahas atau mengkritik buku. Tujuan dituliskannya sebuah resensi
sebagai berikut.
• Memberikan informasi yang komprehensif
dalam sebuah buku
• Mengajak pembaca untuk memikirkan,
merenungkan, dan mendiskusikan permasalahan yang muncul dalam sebuah buku.
• Memberikan pertimbangan kepada pembaca
tentang pantas atau tidaknya sebuah buku dibaca.
• Menjawab pertanyaan tentang siapa
penulisnya, mengapa ia menulis, dan bagaimana hubungan buku-buku sejenisnya.
• Untuk segolongan pembaca resensi yang
membaca agar mendapatkan timbangan dalam memilih buku.
• Apabila diklasifikasikan , ada tiga bidang
garapan resensi, yaitu,
1. Buku, baik
fisik maupun non fisik
2.Pementasan
seni, seperti film, sinetron, tari, drama, musik dan kaset
3. Pemeran seni
seperti seni lukis maupun seni patung.
• Meresensi buku sastra tidak beda jauh
dengan buku pengetahuan. Yang harus ditekankan dalam meresensi buku sastra maka
harus menyimak nilai kehidupan yang termuat dalam karya sastra tersebut.
Meresensi berarti bertanya apakah pembaca akan mendapat manfaat atau tidak dari
karya sastra yang diresensi. Manfaat tersebut berupa perkembangan pribadi
(fisik, emosional, intelektual, dan mental spiritual). Termasuk, apakah karya
sastra tersebut patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
• Dalam meresensi buku karya sastra,
peresensi harus dapat menyampaikan dua lapis penilaian atau pertimbangan, yakni
nilai literir dan manfaat untuk hidup. Nilai literir terungkap dari kegiatan
yang disebut apresiasi sastra, dan manfaat untuk hidup terungkap dari apresiasi
atas kebutuhan masyarakat. Unsur-unsur yang ada dalam meresensi sebuah karya
sastra dituliskan di bawah ini :
• 1. Jenis karya sastra seperti kumpulan
puisi, novel, kumpulan cerpen, atau drama.
• 2. Resensi novel atau kumpulan cerpen
memuat dan mengulas tema, perwatakan
atau penokohan, alur atau plot, cerita atau peristiwa, dan bahasa.
• 3. Resensi kumpulan puisi memuat
pengalaman kebahasaan, pengalaman indraan, pengalaman nalaran, dan pengalaman
manfaat.
• 4.
Ulasan mengenai pengarang, baik asal usul, reputasi, hal-hal yang
melatarbelakangi penulisan karya sastra, dan karya-karya lainnya.
• 5. Sidang pembaca yang dituju. Peresensi
hendaknya menentukan sikap sehubungan dengan kebutuhan masyarakat, seperti :
• a. Bagaimana sikap peresensi bila
komposisi karya sastra terasa tidak wajar, tokoh hanya merupakan corong
pendapat pengarang, tetapi karya itu memberikan pendapat tentang seni,
kebudayaan, atau nilai-nilai kehidupan.
• b. Apakah pendidikan, motivasi berprestasi
, karier, atau kehidupan yang lebih baik didukung dengan terbitnya karya sastra
tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar